_A human can very well do what he wants, but cannot will what he wants. –Albert Einstein_
Apakah kita memilih bagaimana kita hidup atau hidup yang sudah memilih kita?
Ada yang bilang bahwa hidup adalah jumlah total dari semua pilihan yang kita pilih. Apakah itu benar atau cuma ilusi?
Apa yang coba gue tulis adalah tentu tentang “Free Will”:http://en.wikipedia.org/wiki/Free_will. Konsep dimana katanya manusia dianugrahi kebebasan untuk memilih, dan dari situ pula, katanya, turun konsep tentang moral dan tanggung jawab.
Karena orang yang bisa memilih harus bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan pilihannya.
Orang yang memilih dengan sadar untuk melakukan kejahatan atau sebuah usaha kriminal (seperti pembunuhan terencana) dianggap lebih buruk daripada kejahatan yang dilakukan karena terpaksa atau tidak memiliki pilihan lain (seperti mebunuh karena membela diri, atau, well.. karena sakit jiwa).
_Free Will_ karena itu pada dasarnya adalah kombinasi antara kemampuan berpikir dan kemampuan untuk mengontrol diri. Suatu kombinasi kemampuan yang dianugrahkan pada manusia saja dan tidak pada mahluk hidup lain.
Binatang, dari anjing, kucing, hingga jerapah dan gajah (berima!) tidak memiliki _Free Will_, semua tindak tanduk, perilaku yang mereka lakukan hanya dipandu oleh insting dan naluri alami mereka. Berhadapan dengan makanan atau kehendak seksual maka mereka tidak bisa _memilih_, tidak dapat berpikir dan mengendalikan diri (kecuali di film animasi) karena itu tidak dapat kita minta tanggung jawabnya atas tindakan yang mereka lakukan.
Manusia berbeda dengan binatang (katanya), manusia memiliki free will, dapat berpikir dan mengendalikan diri, dan kemudian memilih, karena itu harus bertanggung jawab pada apa yang mereka perbuat dan harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka, biasanya di hari akhir.
Dalam tradisi filosofi barat, free will, akan lebih banyak kamu temukan. Dari tradisi ini pula diturunkan banyak pemikiran dan diskusi seperti *determinisme* dan *individualisme*. Sebaliknya dalam tradisi filosofi timur dengung *priwil* ini akan lebih jarang terbaca. Karena beberapa sebab yang ga jelas, tidak ada bentuk keakuan dalam filosofi timur. Manusia dan Tuhan dan Alam merupakan sebuah kesatuan. “The Tao of Silent”:http://www.amazon.com/Tao-Silent-Raymond-M-Smullyan/dp/0060674695, karangan *Raymond Smullyan* mengkontraskan dengan cantik Free Will dengan konsep ketimuran dalam bentuk dialog antara *Tuhan* dan *Manusia*. Dalam sebuah kesempatan manusia dalam dialog itu bertanya, _”kalo memang aku diberi anugrah kebebasan untuk memilih maka bolehkan aku memilih untuk menolak kebebasan itu?”_. Dan seterusnya.
Tumbuh besar sebagai orang *Islam*, gue juga ga pernah mendengar tentang free will dalam pemikiran Islam (elunya aja itu nda hehe), tapi rupanya pemikiran yang nyambung-nyambung ke “Theology”:http://en.wikipedia.org/wiki/Free_will_in_theology dan “Theodecy”:http://en.wikipedia.org/wiki/Theodicy ini juga hadir (pastinya) dalam “sejarah Islam”:http://en.wikipedia.org/wiki/Free_will_in_theology#In_Islamic_thought
Di tahap ini, maka wajar jika kemudian timbul pertanyaan, apakah benar kita memiliki Free Will? Artikel di NYTimes.com kemarin dengan judul “Free Will: Now You Have It, Now You Donโt”:http://www.nytimes.com/2007/01/02/science/02free.html?em&ex=1167973200&en=228e9bd028992d08&ei=5070 mengabarkan bahwa berdasarkan banyak penelitian _physicists, neuroscientists, computer scientists_ dan _cognitive scientist_ yang hasilnya berbeda dengan apa yang kita percayai selama ini.
Manusia rupanya dikendalikan lebih banyak oleh *alam bawah sadar* daripada alam atas sadarnya. Dalam satu percobaan ditemukan bahwa terdapat selang setengah detik dari reaksi otak dan tindakan. Jadi *0.5 detik* sebelum kita memilih mengangguk misalnya, otak kita sudah tahu duluan bahwa kita akan mengangguk.
_Free Will?_
Apakah mungkin setiap tindakan yang kita lakukan sekarang sudah ditentukan, mungkin bukan oleh “takdir”:http://enda.goblogmedia.com/takdir.html, tapi oleh sejarah genetis dan pengkondisian sosial disekeliling kita?
Lupakan mereka yang kecanduan (rokok, narkotika, seks, internet dll), karena toh mereka sudah kehilangan free will untuk hal yang mana mereka candui.
Tapi selain itu, bagaimana dengan apa yang kita inginkan, kita impikan, kita harapkan? Mungkinkan itu hasil dari kampanye marketing sebuah biro iklan yang handal dan pesan moral yang diturunkan dari puluhan generasi?
Apakah kita memilih bagaimana kita hidup atau hidup yang sudah memilih kita?
Dan kalo kita tidak memilih apa adanya diri kita sekarang, maka berhakkah kita memberi selamat pada mereka yang melakukan pilihan benar dan masihkah kita harus mempertanggungjawabkannya? Di evaluasi akhir tahun atau di evaluasi yang lebih akbar? Di hari akhir?
Terlalu banyak contoh sebuah tindakan dimana kita kehilangan free will kita dan “terpaksa” melakukan tindakan tersebut.
Tersenyum ketika wajah anak kamu muncul di otak dan teringat kelakukan lucunya, misalnya.
Melirik cewek berkaus ketat di jalanan misalnya, atau mengeklik link ini walaupun kamu tahu sudah pasti bohong: “www.cewekkausketat.com”:http://www.cewekkausketat.com
Mengupgrade ke *Windows Vista* misalnya, atau nambah nasi ketika masih ada nasi di tolombong.
Membaca posting ini sampai sini, padahal kamu bisa berhenti membaca dari tadi dan pergi ke blog lain.
Terlalu banyak contoh, yang kita sama-sama tahu bahwa kita tidak berdaya untuk mengambil “hak kita” untuk memilih karena tidak ada hak pilih itu sebenarnya.
_[*Free Will*]_, adalah ilusi. Ilusi yang berguna karena memberikan kita gambaran bahwa kita memegang kendali dalam hidup ini. Bahwa ada makna dalam pilihan-pilihan yang kita ambil.
Padahal kita tahu bahwa, tindakan kita dimotivasi insting dan naluri alami, seperti halnya gajah dan jerapah (berima!)
Jadi… di tahun baru ini, tahun 2007, gue ga memiliki _[*Free Will*]_ dan tidak bisa tidak untuk berucap: *SELAMAT TAHUN BARU 2007*, dan semoga kita semua diberkahi kemampuan dan kecakapan untuk mengambil pilihan-pilihan yang benar di tahun ini.
Dan… kamu pun tidak memiliki _[*Free Will*]_ dan tidak bisa tidak untuk *meninggalkan komen* di posting ini.
setuju..
manusia memang tidak mempunyai freewill.
memilih apakah kita lewat tol atau jalan biasa, makan roti atau makan nasi, dll hanyalah freewill secara sempit yang dinilai berlebihan.
ketika tuhan mengetahui konsekuensi akan ada manusia yang jatuh dalam dosa dengan freewill yang diberikan, kenapa tuhan tidak dapat disalahkan karena keputusannya memberi freewill tersebut?? kenapa saya harus dihukum karena menolak tuhan??
free will, saya sepakat manusia diberi kehendak bebas untuk memilih. Kayaknya yang paling dekat dengan ajaran ini itu agama buda. manusia bebas, karena dirinya sendirilah yang akan menanggung perbuatannya. karma.
aku percaya, tapi sering aku tak kuasa. jadi ikut arus saja.
..dah ditentukan hidup gw untuk ngisi komen
gw punya free will utk tidak ngasih komen :p
Assalamu’alaikum wr wb
Pada ayat2 yang saya berikan tercantum dengan jelas, dengan kata kalau. Di ayat2 tersebut, para ulama sepakat mentafsirkannya dengan kata “kalau Allah berkehendak”. Allah memang memiliki kuasa penuh, dengan “Kun” maka apa yang diinginkan oleh Allah akan terjadi.
Tetapi pada ayat2 tersebut Allah mengatakan bahwa dia tidak hendak menjadikan umat manusia umat yang satu. Allah secara implisit menjelaskan bahwa hidup manusia ini adalah pilihan2. Mau jadi kafir, beriman, munafik, itu adalah pilihan manusia. Allah tidak menginterferensi keebasan menjalani hidup. Allah hanya memberikan panduan2 dalam menjalani hidup ini melalui Al Quran dan perilaku Nabi terakhirnya, Nabi Muhamad SAW yang dirangkum menjadi hadits.
Jadi, yang hendak saya sampaikan adalah, Allah telah memberikan kebebasan bagi manusia untuk hidup di dunia, menjalankan pilihan hidupnya, dan bertanggung jawab terhadap pilihan tersebut kelak di akhirat.
Wassalamu’alaikum wr wb
Bang Enda punya Al Quran + tafsirnya khan? Silahkan lihat surat dan ayat berikut di Al Quran. Sengaja saya urutkan sesuai dengan urutan surat dan ayat.
Q.S. Al Baqarah:20
Q.S. An Nisaa’:133
Q.S. Al An’aam:35
Q.S. Al An’aam:41
Q.S. Al An’aam:107
Q.S. Al An’aam:137
Q.S. Al An’aam:149
Q.S. Ibrahim:19
Q.S. An Nahl:9
Q.S. An Nahl:35
Q.S. An Nahl:93
Q.S. Asy Syuura:8
wadoh..
tadinya aku bingung baca no. 42.. Kok judulnya agak aneh.
Ternyata maksudnya kendali terhadap diri sendiri.. Bukan sosok lain mengendalikan kita.
(ngaku dosa: sebenarnya posting komentar cuma buat menguji gravatar.. ampun, Bang..)
free will emang salah satu kelebihan yang Tuhan kasih buat manusia. cuma sayang kadang free will itu disalahgunakan untuk kepentingan diri sendiri yang banhkan merugikan orang lain.
Tentu, saya setuju,
manusia memang tidak punya freewill =) – ada yang Maha membalikkan hati
check it out:
http://mickimahendra.blogspot.com/2006/11/control-is-illusion.html
Free will, seharusnya dimiliki dan digunakan oleh semua manusia, tapi tak jarang itu tdk bisa karena banyaknya benturan kepentingan dan berbagai pertimbangan. Tinggal kita pilih, mana yang terbaik. n just remember “whatever happens, happens for a reason”
Guna akal dan fikiran yang ada..sebaik mungkin untuk kebebasan kita dalam kehidupan..supaya kita tidak di samakan seperti nya binatang..
akal dan nafsu di beri untuk kita temui jalan dan arah yang kita hendak lakukan di atas dunia ini…
sembahyang lah kamu seolah olah kamu akan mati pada esuk hari…dan cari lah ilmu seolah olah kamu akan hidup seribu tahun lagi…
Sebuah keinginan tidak akan pernah bisa bebas, karena dengan adanya keinginan itu sendiri adalah pertanda sebuah ketidak bebasan…
the only thing that free, is to not have will..
Opo gelo kabeh maneh??
slamat tahun baru 2007
freewill itu ilusi, sama seperti hidup adalah ilusi.
Tuhan telah memberikan informasi dan kemudian memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih, dan manusia harus siap dengan akibat dari pilihannya.
lagi belajar nulis nih mas enda.
my free will is the bubbles from my campagne for your luck through this year. happy new year!
Rada susah juga ya bisa ‘free will’ secara pasti banyak banget aspek kehidupan kita yang bersinggungan dengan orang lain yang notabene juga pengen punya ‘free will’ nya masing2… *ngaco mode on :P*
Btw, minta ijin buat naro link nya di blogku ya mas Thx! ๐
keputusan kamu untuk bilang bahwa free will itu ilusi bukannya membutuhkan free will itu sendiri ya ‘nda? doesn’t one need control to say that he’s not in control? happy new year, btw, and all the very best for you and family.
met taun baru lewat 30 hari, smoga taun ini baik adanya. Iya frewill, dah lama udah ga punya, nyambungnya kekata terserah gw. Jadi kalo ditanya knapa ga kekantor hari ini, knapa mbolos hari ini? ya terserah gw. Trus tau2 dipecat ajah, kata bos yaa terserah gw. Eh ga gitu ya mas enda, comment ini terlalu dangkal kayaknya.
Kalo saja kita selalu bisa memilih…..
Selamat Tahun Baru 2007. Sukses terus, pak!
Main the sims2 dulu ah
Free will off
Excuse me sir, to trouble you.
This comic might be expressed originally as TinTin ???
Allah Akbar!
Boycott Japanese goods and capitals!!!
By the way, how can I make my boycott campaign a success?
I think it gets a little success.
please tell me.
wah gw ketinggalan zaman alis kuno kali yah…baru denger istilah yang namanya free will ๐
Ide free will menurut buku yang saya baca muncul dari jaman renaissance, dan salah satu pemikir yg terkenal pd jaman itu adalah descrates dengan pemikiran “Cogito Ergo Sum’ nya.
Manusia diandaikan sebagai agen intelektual dan bebas, dan juga proses berfikir kita TIDAK dipengaruhi oleh kondisi sejarah/budaya (ini jelas perlu dikaji secara kognitif untuk bisa dinyatakan valid, dan banyak dikritik oleh pemikir dari aliran post-strukturalisme & post-modernisme)
Membicarakan free will seringkali akhirnya menyinggung pembicaraan ttg determinisme, predestinasi (Qadar dlm Islam), atau bahkan fatalisme, dan terkadang sampai juga kepada pembicaraan ttg indeterminisme, sebuah aliran ditengah tengah antara determinisme dan free will.
Tapi buat saya yang paling menggelitik adalah pernyataan yang menyatakan kalau ternyata semua keputusan manusia adalah jawaban dari insiatif Tuhan….
Apakah benar….?
๐ maaf pak Enda, saya menggunakan free will saya untuk menjawab secara njelimet
Ide free will menurut buku yang saya baca muncul dari jaman renaissance, dan salah satu pemikir yg terkenal pd jaman itu adalah descrates dengan pemikiran “Cogito Ergo Sum’ nya.
Manusia diandaikan sebagai agen intelektual dan bebas, dan juga proses berfikir kita TIDAK dipengaruhi oleh kondisi sejarah/budaya (ini jelas perlu dikaji secara kognitif untuk bisa dinyatakan valid, dan banyak dikritik oleh pemikir dari aliran post-strukturalisme & post-modernisme)
Membicarakan free will seringkali akhirnya menyinggung pembicaraan ttg determinisme, predestinasi (Qadar dlm Islam), atau bahkan fatalisme, dan terkadang sampai juga kepada pembicaraan ttg indeterminisme, sebuah aliran ditengah tengah antara determinisme dan free will.
Tapi buat saya yang paling menggelitik adalah pernyataan yang menyatakan kalau ternyata semua keputusan manusia adalah jawaban dari insiatif Tuhan….
Apakah benar….?
๐ maaf pak Enda, saya menggunakan free will saya untuk menjawab secara njelimet
kl udh berkeluarga mgkn udh gak free will lagi kali ya..kebebasanku berhadapan sama kebebasan anak, dan suami ๐ met taun baru ya!
manusia pada dasarnya punya opsi untuk memilih dan sifatnya itu bebas. sama halnya manusia punya pilihan untuk mengikut Tuhan atau menjadi atheist.
#15, kan udah dikasih tahu kalo bohong.
btw, aku percaya ada free will, tapi posisinya dibawah takdir.
karena gue gak merayakan taun baru, gue memutuskan untuk menggantinya dengan “selamat hari senin”. tapi gue gak punya free will untuk besoknya gak mengganti ucapan tersebut menjadi “selamat hari selasa”, “selamat hari rabu”, dst ;P
Sapa bilang hewan gak punya free will? Pernah liat hewan ngambek yg gak mau tunduk jika gak diberi makan dulu? Apa itu bukan free will (yg lebih sederhana) dari hewan?
Sapa bilang hewan gak punya akal? Bukankah insting itu sebenarnya juga aktifitas akal? Aku yakin mereka juga punya, hanya mungkin kemampuannya aja yg lebih terbatas.
Secara default, sebenarnya manusia sama aja dgn hewan. Dan manusia harus berjuang untuk bisa lebih baik dari hewan. Apa yg kita nikmati sekarang adalah hasil perjuangan para leluhur kita yg ingin lebih baik dari hewan.
free will di budaya seni, pop, dan musik juga ada dong… tentunya dari Rush
—————
Freewill
There are those who think that life has nothing left to chance
A host of holy horrors to direct our aimless dance
A planet of play things
We dance on the strings
Of powers we cannot perceive
‘The stars aren’t aligned
Or the gods are malign…’
Blame is better to give than receive
[Chorus:]
You can choose a ready guide in some celestial voice
If you choose not to decide, you still have made a choice
You can choose from phantom fears and kindness that can kill
I will choose a path that’s clear
I will choose freewill
There are those who think
That they were dealt a losing hand
The cards were stacked against them
They weren’t born in Lotusland
All preordained
A prisoner in chains
A victim of venomous fate
Kicked in the face
You can’t pray for a place
In heaven’s unearthly estate
[Chorus]
Each of us
A cell of awareness
Imperfect and incomplete
Genetic blends
With uncertain ends
On a fortune hunt that’s far too fleet
——————-
salam buat keluarga pak, met taun baru. cheers.
dalam hal ini menurut saya manusia itu hidup dalam dua lingkaran.
1. lingkaran yg menguasai manusia, exp: dilahirkan pria/wanita, dilahirkan di keluarga miskin atau kaya, tidak bisa terbang spt burung, etc.
2. lingkaran yg dikuasai manusia, exp: skrg anda mau meneruskan membaca comment ini atau tidak, habis ini mau makan atau tidak, mematikan komputer dgn di shut down atau dipukuli pake palu.
Di lingkaran pertama, manusia tidak bebas memilih, alias tidak punya free will, dia hanya bisa menerima takdir.
Sedangkan di lingkaran kedua manusia bebas memilih tindakan apa yg akan dilakukannya, alias punya free will.
simpel kan???
hiks..aku kira nulis resensi pelem ๐
met taon baru ya buat Enda & keluarga ๐
Pepatah lama mengatakan “Manusia berencana, Tuhan menentukan”
Free will mungkin diciptakan-Nya untuk manusia karena manusia-lah yang paling memerlukannya. Karena katanya manusia harus menjadi khalifah yang ngurusin seisi dunia ini…
Itu semua katanya, bukan hasil free will saya lho ya.
met taun baru juga ya
btw, itu link cewekausketat.com-nya kok nggak bisa dibuka ya?
hehehe
Must… have… will… resista–Selamat tahun baru 2007 juga! *niup terompet*
mmm… katanya nda, free will itulah yang membedakan kita dengan binatang,dari anjing, kucing, hingga jerapah dan gajah (berima!) [Enda, 2007]. free will itu sengaja diberikan sama yang nyipta’in manusia, karena Dia nggak mau menciptakan robot, tapi manusia yang juga bisa ‘berkomunikasi’ dengan Dia. karena konon kabarnya, kita harus mencintai Dia dengan segenap pikiran, akal budi dan kekuatan kita. kalo’ kita nggak punya pikiran dan akal budi (yang kalo’ mau dipake’ juga butuh free will), gimana kita bisa mencintai Dia seutuhnya?
gue juga percaya bahwa sumasi pilihan-pilihan kita lah yang membawa kita ke tempat kita berada sekarang. misalkan elo mau ke airport (cengkareng aja yah, gue gak tau jalan ke bandara bangkok :D). elo bisa memilih untuk lewat tol, atau nggak lewat tol. memilih untuk nggak lewat tol bisa mengakibatkan elo stuck di depan MTA karena macet. pada waktu yang sama, kalo’ elo memutuskan untuk lewat tol, mungkin elo udah sampe’ muara angke (lewat gak sih?). tapi, karena elo sempet lewat di sebuah persimpangan, elo toh harus memilih. gak WAJIB lewat jalan tol kan kalo’ ke cengkareng?
itu untuk kasus sederhana… kalau tentang kehidupan? lo mungkin bisa memilih tinggal aja di indonesia daripada di bangkok; tapi mungkin hidup lo nggak akan seperti sekarang.
jadi, gue percaya bahwa hidup kita, siapa kita hari ini, benar-benar ditentukan oleh beberapa pilihan yang kita buat di masa yang lalu.
pusing gak lo? gue pusing loh… heheheh…
met taon baru, enduuuaaaaaaa ๐ (entiga, en-empat, lima, enam…) *garing ya gue?*
Maap pak, boleh bertukar link dengan sayah? ๐
http://martinchandra.com
Esensi manusia sebagai mahluk hidup di dunia ini adalah melakukan “ikhtiar” atau “usaha” untuk meraih semua yang diinginkannya. Agar ia (manusia) dapat meraih keinginannya, manusia itu terlebih dahulu harus memiliki “bekal” (pengetahuan dan ilmu) untuk dapat meraih semua keinginanya melalui proses “belajar” yang sangat lama dan sulit (“kebudayaan”). Sekalipun seseorang telah memiliki “bekal” yang relatif cukup banyak, toh setiap manusia tidak akan pernah bisa meraih semua keinginanya.Kita hanya perlu “berusaha”, setelah itu berdoa (bagi manusia yang percaya adanya Tuhan), dan apapun hasilnya harus disyukuri: itu saja!!! Selamat menikmati hidup kembali di tahun 2007 ini.
TIDAK SETUJU! PRIWIL ITU ADA!
BAHKAN ADA FILMNYA TUH
PRIWIL YANG IKAN PAUS ITU
met tahun baru..
mEt tahuN baru…
๐
enda, bikin cewekkausketat.com yu
There is different between knowing the path and walking the path
— Morpheus, The Matrix
Choice is an illusion between those who have power and those who don’t
— Merovingian, The Matrix Reloaded
Ayo, Kunderemp…
jangan percaya ama ramalan mbak2 di Blok M kalau kamu bakal kecewa berat. Kamu harus bangkit! Mumpung tahun baru!!
Free Willy!
sipp… om… mo ga mau kita juga harus tetep punya free will dunk. met taon baru… :d
udah lama saya gak punya free will.. semuanya selalu berbenturan dengan kepentingan orang lain… melelahkan dan menyedihkan…!!!!
manusia nggak punya freewill ? betapa menyedihkan..
selamat tahun baru ( ini freewill juga untuk memberi selamat,walau saya nggak kenal enda secara personal).
HUH! PD! hihihi Met tahun baru sir!