Jum'at, 16 Desember 2005
Editorial
Foto Rekayasa Presiden
Polisi bertindak berlebihan kepada Herman Saksono, pemilik sebuah jurnal di Internet (blog), dengan menuduhnya melakukan penghinaan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Polisi bertindak berlebihan kepada Herman Saksono, pemilik sebuah jurnal di Internet (blog), dengan menuduhnya melakukan penghinaan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Herman, anak muda berusia 24 tahun yang bermukim di Yogyakarta, hanya ingin bergurau ketika di jurnalnya melakukan rekayasa foto mesra orang yang mirip seorang penyanyi Indonesia bersama orang yang mirip pengusaha Bambang Trihatmodjo dan menggantinya dengan wajah SBY, juga wajah pengamat telematika Roy Suryo, dan figur publik lainnya.
Membawa Herman ke kantor polisi, bahkan sekadar untuk dimintai keterangan, terkesan terlalu serius. Di dunia maya Internet, anak muda yang menamatkan pendidikan di University of Melbourne ini tentu terbiasa mengakses berbagai hasil rekayasa komputer di era digital ini. Tak ada yang berbahaya di sini. Ini adalah kreativitas biasa, walau tak bisa dikatakan sopan.
Herman bukan satu-satunya pengguna Internet yang kadar keisengannya tinggi. Blog pun bukanlah satu-satunya media di Internet untuk menyalurkan keisengan, sehingga "membina" Herman dengan cara menginterogasinya berjam-jam tak akan menjamin orang lain tidak akan menirunya. Malah, dengan berbagai motif--entah menunjukkan protes, simpati, entah sekadar mengejek--akan banyak pengguna Internet yang tergoda untuk menyebarluaskan karya-karya Herman. Hal yang kecil dan hampir tak terlihat akhirnya malah akan menjadi besar.
Maka yang bermasalah sebenarnya bukan karya Herman itu, melainkan tindakan "membina" yang dilakukan dengan cara yang kelewat serius tadi. Lebih lagi bila diingat bahwa Indonesia belum mempunyai undang-undang yang mengatur masalah Internet.
Karena yang memerintahkan "pembinaan" ini bukan Presiden SBY, patut diduga yang bereaksi berlebihan adalah mereka yang merasa perlu melindungi martabat Presiden secara all-out. Mereka bisa aparat keamanan di sekeliling Presiden, bisa juga orang yang berasal dari partai yang mendukung Presiden. Pernyataan Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika Partai Demokrat Roy Suryo, yang menjadi salah satu korban keisengan Herman, yang mengatakan bahwa Herman sudah "dibina" karena kasus ini, terdengar mirip suara-suara pembela pemerintah pada zaman Orde Baru.
Masih banyak urusan yang lebih penting dikerjakan orang-orang di "Ring 1" Presiden, ketimbang terus "mengelap" Presiden hingga tampak selalu moncer di mata masyarakat. Apalagi Presiden SBY sudah mengatakan tak ingin ada orang dipenjara karena menghina dirinya, termasuk membakar foto dirinya. Cara kasus Herman ditangani sama sekali tidak menunjukkan sikap Presiden terhadap orang yang memperlakukannya secara kurang pantas.
Herman bukan blogger yang menyembunyikan identitasnya di Internet. Seharusnya ada cara yang lebih bijak dan tak kelewat serius sampai perlu menggunakan polisi. - Show quoted text -
http://korantempo.com/korantempo/2005/12/16/Editorial/krn,20051216,94.id.html
Comments (8)
Haha.. Wah, tumben ada koran yang nulis beritanya bener..
Posted by -tika- | December 16, 2005 11:13 AM
Posted on December 16, 2005 11:13
Sekedar konfirmasi, Herman Saksono tidak kuliah di University of Melbourne. Beliau kuliah di Yogyakarta. Tidak usah saya sebut universitasnya, nanti si YouKnowWho™ jadi dapat info lebih tentang Herman Saksono. Terimakasih.
Posted by riyono | December 16, 2005 12:24 PM
Posted on December 16, 2005 12:24
tika, yang nulisnya blogger juga dong... :)
Posted by bag | December 16, 2005 1:42 PM
Posted on December 16, 2005 13:42
YouKnowWho siapa sih ???
;p
Posted by rezayazdi | December 18, 2005 10:57 PM
Posted on December 18, 2005 22:57
Yes, YOUUUU hehheheh
Posted by udhien | December 19, 2005 11:22 AM
Posted on December 19, 2005 11:22
it's me!!!!!
Posted by You Know Who | December 19, 2005 9:23 PM
Posted on December 19, 2005 21:23
Hi, Roy!™
Posted by sudurn | December 20, 2005 11:27 AM
Posted on December 20, 2005 11:27
Hati hati dengan beliau™ , selama masih laku pasti polahnya semakin 'gila'. Benar sodara Riyono, kita memang harus hati-hati dalam mencantumkan identitas diri, nanti digebuk sama beliau™.
Posted by sridewa | December 22, 2005 11:42 PM
Posted on December 22, 2005 23:42