Digital Kompetensi di Raker UGM 2020

Jumat minggu lalu, pas Hari Valentine, 14 Februari 2020 dapat undangan menyenangkan di Jogja

Sharing di sesi siang hari terakhir di kegiatan 2 hari Rapat Kerja UGM 2020 yang dihadiri leadership tim UGM, termasuk Prof Panut Mulyono, Rektor UGM yang seorang insinyur Teknik Kimia, Ketua MWA UGM sekaligus Mensegneg (Hari 1) dan juga Mendikbud.

Acara tahunan UGM ini adalah momen dimana visi, misi, tujuan dan target masing2 unit kerja ditetapkan untuk satu tahun ke depan.

Menyenangkan karena datang di Jogja selalu menyenangkan ?, dan juga kesempatan ketemu dan ngobrol dan juga berkenalan dengan kenalan dan kolega yang lama maupun yang baru pada saat acara.

Karena konsep “Kampus Merdeka” yang sudah mulai bergulir, maka sharing session nya juga tentang digital kompetensi dan future skill yang dibutuhkan oleh mahasiswa dan institusi pendidikan di masa depan.

Mewakili Yayasan Startup Digital Indonesia, saya sharing ttg pengalaman dan pengamatan di dunia digital serta apa yang bisa dilakukan sekarang untuk mempersiapkan.

Pertama, ttg Digital Kompetensi, yaitu kompetensi digital dasar yg perlu dimiliki, dari bisa mencari dan mengolah data, hingga problem solving serta mengindentifikasi ketidakmampuan ketika berhubungan dgn teknologi digital.

Digital Kompetensi ini menarik karena selama ini rasanya tidak diajarkan secara formal tapi siswa diekspek utk mampu sehingga tidak ada standarisasi.

Kedua, ttg Entrepreneurship Spirit, sering kali kita pikir entrepreneur hanya berarti pengusaha, tapi entrepreneurs spirit punya arti seseorang yang punya mindset dan attitude entrepreneurs, dari set goals, persistent, resilience, optimistic sampai juga punya appetite pada resiko.

Entrepreneurship Spirit karena nya berguna pada berbagai posisi, karyawan, manager, PNS, semua perlu punya spirit ini, dan juga bekal untuk mampu bersaing di masa depan.

Pertanyaan nya, apakah entrepreneurship spirit bisa diajarkan? Bagaimana caranya dan, berapa efektif?

Masih banyak PR buat semua institusi pendidikan, UGM sudah mulai duluan dengan Innovative Academy Hub, kampus lain perlu mencontoh.

Kita juga perlu lebih banyak model inkubasi inovasi interdisiplin yang menyelesaikan masalah yang real menggunakan teknologi dan desain, seperti yg dimiliki oleh MIT dengan MIT Media Lab

Tidak ada yang berhasil memprediksi masa depan dengan sukses. Mempersiapkan bangsa utk siap menghadapi masa depan mungkin berhasil mungkin tidak, tapi harus dilakukan. Ikut menciptakan masa depan, bukan hanya bersiap saja mengurangi ketidakpastian itu.

Mayoritas hal memang tidak pasti, yang pasti adalah rasa terima kasih atas undangan dan kesempatan berbagi nya.

Sebagai satu2nya alumni ITB di ruangan kemarin (kayaknya ?), saya merasa terhormat mendapat kesempatan didengerin oleh alumni2 universitas terbaik di Indonesah #uhuuk XD

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.