Catatan dari Asia 21 Summit

_We built this city, we built this city on rock and roll! –Starship_
Seperti yang gue tulis dalam “post terdahulu”:http://enda.goblogmedia.com/asia-21-young-leaders-summit-2006.html, minggu lalu gue mendapat kesempatan diundang untuk hadir dalam “Asia 21 Young Leaders Summit”:http://www.asia21youngleaders.org/ di Seoul, Korea.

Summit 3 hari yang diorganisir oleh “Asia Society”:http://www.asiasociety.org/ dan bertempat di *Shilla Hotel*, Seoul ini berjalan lancar dan sukses. Perjalanan gue dari Bangkok ke Seoul juga _alhamdulillah_ lancar tanpa halangan maupun rintangan apapun, kecuali kejadian sempat menghilangnya teman seperjalanan dari Bangkok yang orang nepal yang ditahan 45 menit oleh imigrasi Korea.
Karena waktu yang mepet, gue ga sempet jalan-jalan banyak di Seoul. Jadi selain acara jalan-jalan summit ke Korea House yang disuguhi sama _Korean Cultural Performance_ dan sessi Karaoke buat semua peserta yang mengakibatkan momen-momem memalukan, gue cuma sempet jalan-jalan beberapa jam ditemenin *Hary Devianto* yang sedang PhD di “SNU”:http://www.useoul.edu/ beserta istri sebagai penunjuk jalan, di kota Seoul yang lumayan dingin (10-14ΒΊC) tapi cantik dihiasi pohon-pohon _cherry_ kekuningan.
Di bawah ini beberapa catatan pendek tentang Korea, Seoul khususnya dan apa yang gue dapet dari Asia 21 Summit:
* Para peserta summit terdiri dari mereka yang sudah established dari *berbagai latar belakang*. Ada beberapa anggota parlemen muda dari Filipina, India, Pakistan, Australia, Singapura dan New Zealand (politisi).

Ada anggota militer, sutradara, jurnalis, pemilik perusahaan, pengacara, NGO activist, mantan student activist, pengusaha muda, akademisi, ekonomis, medical doctor, researcher, saintis, _googler turn buddhist monk_ dan bermacam latar belakang menarik lainnya (termasuk blogger hehe). Berada di antara para _highly accomplished individuals_ ini aja adalah sebuah pengalaman tersendiri. *Sangat menyegarkan* melihat gimana mereka ngomong dan berinteraksi sama mereka, berkenalan dan cerita tentang diri kita masing-masing. Dan bagaimana satu sama lain bertuker ide, menyumbangkan opini sesuai dengan background dan pengetahuan mereka masing-masing _it’s truly amazing_. _One cannot help to feel optimistic_ tentang masa depan umat manusia berada di antara mereka. Membuat kita berpikir ketika begitu mudah kita menemukan kesamaan antara kita dan orang lain, tapi di lain sisi manusia jugalah yang membuat kerusakan dan menimbulkan penderitaan diantara kita.
* Penyelenggaran summit berlangsung *lancar dan menarik*, _kudos to Asia Society_ dan para sponsor baik hati yang menyelenggarakan konferensi ini. Kehadiran Korean VIP’s seperti PM dan Mantan Presiden-nya juga tentu memberi bobot lebih tentang pentingnya event ini bagi para peserta dan bayangan gue untuk publik Korea juga.
* _Young_ dalam *_Young Leaders_* itu sendiri berarti relatif disini. Kebanyakan peserta berumur di akhir 30an atau awal 40an dan masih masuk dalam kategori “muda”. Gue mungkin salah satu dari peserta yang paling muda.
* *Amerika dan belahan dunia barat* menghabiskan banyak _resource_ dan memberikan posisi penting bagi mereka yang ahli dan menguasai _landscape_ belahan dunia lain. Mereka yang ahli di bidang finansial, budaya, politik untuk daerah Asia seperti Jepang, Korea, China, India. Apakah mereka yang duduk di pusat-pusat research dan studies, para koresponden asing yang ahli di masing-masign negara ataupun mereka yang tinggal di dua dunia (pernah mengenyam pendidikan di barat atau orang asia yang kelahiran barat/amerika) berperan sebagai jembatan dan pemasok informasi ke Amerika/Barat. Ada sejenis kehausan Amerika/Barat terhadap informasi dari Timur dan belahan dunia lain. Yang mengherankan adalah, yang sebaliknya tidak terjadi. Jarang kita melihat ada seorang pakar Indonesia yang ahli tentang Amerika atau Eropa misalnya. Dan kalaupun ada kita tidak menempatkan dia setinggi posisi _counterpart_ nya di sana.
* *Gue sempet jadi panelis* di session yang membahas tentang *Citizen Journalism* dan *Blogging*.

Dua hal yang berbeda, sayang waktunya ga banyak, karena sebenarnya topik ini bisa jadi konferens sendiri. Jadi menurut gue session itu lebih tepat dikatakan sebagai _introduction to blogging for young leaders_. Karena terus terang masih banyak yang belum kenal bahkan belum tahu tentang apa itu blog. Karena hal itu pula maka menyenangkan berada disana dan menerangkan apa itu blog dan apa yang bisa dilakukan tentang blog, tapi IMO session itu sendiri kurang menyangkutkan blogging dengan topik besar summitnya sendiri yaitu _Shaping Asia Pacific: Challenges and Choices_, terutama sebagai untuk para _leaders_. Pendapat gue sendiri, Internet dan Blogs (tanpa keraguan) adalah hal besar _in the near future_ yang akan merubah banyak lanskap region ini.
* *Korea, Seoul* khususnya (40% populasi Korea tinggal di Seoul!) sendiri luar biasa untuk dilihat. Sudah sama dengan negara maju lainnya. Tingkat ekonomi tinggi dan harga-harga mahal (makan di restoran 10,000 won = Rp 100,000 per porsi) tapi ini juga berarti mereka tidak mendapat kesulitan mengkonsumsi barang-barang bermerek dari barat. Nike, Hermes, BMW, DVDs, CDs, softwares, games, semua dalam jangkauan ekonomi mereka. Tidak ada masalah dengan _pembajakan_ karena tidak perlu, dan karenanya tidak ada masalah dengan _hak cipta_ pula. Dan karenanya lagi, market yang menarik untuk dunia. Luar biasa mengingat semua ini dicapai hanya dalam kurun waktu *50 tahun*! Ini ditambah dengan nasionalisme Korea yang tinggi sehingga mereka lebih suka mereka dalam negri, Samsung (ternyata yang bener dibaca Samsong), Daewoo, Lotte, LG yang juga merek-merek kelas dunia. Korea juga hidup dalam alam demokrasi sebenarnya setelah sempat berada di bawah kekuasaan diktatorial, dengan mantan presiden pemegang Nobel Perdamaian dan Sekjen PBB sekarang yang berasal dari Korea, pantas aja mereka bangga dengan pencapaian negaranya. Saingan Jepang nomor satu ini bisa diperdebatkan apakah Korea lebih baik atau tidak. Di Korea tidak ada gempa dan ancaman tsunami di Korea, tapi memang ada ancamam Korea Utara. Dari *Hary*, gue juga baru tahu bahwa standar jam kerja mereka (minimum!) dari jam 9 pagi hingga jam 10 malam! Ini luar biasa, buat gue kalo jam kerja begitu lama, ngerjain apa aja? πŸ˜€
* *Delegasi Indonesia* memiliki tempat sendiri di summit itu rasanya. Pertama kayaknya banyak yang jadi

pembicara panelis kedua ngetop waktu karaokean bersaing sama delegasi Filipina. Delegasi Indonesia terdiri dari Pak *Anies Baswedan* mantan Ketua Senat UGM ini baru pulang Amerika tahun lalu sekarang menjabat sebagai Direktur Risert “The Indonesian Institute”:http://www.theindonesianinstitute.or.id/. Pak *Daniel Budiman* dari “Mahanusa Capital”:http://www.mahanusa.com/. *Meutya Hafid*, _anchor_ “Metro TV News”:http://www.metrotvnews.com/ yang mengalami peristiwa penculikan di Irak. Tentunya ga banyak yg bikin Meutya takut sekarang ini hehe. Mbak *Lia Sunarjo* GM-nya Young & Rubicam Ad Agency di Jakarta. Mbak *Veronica Colondam* pendiri “Yayasan Cinta Anak Bangsa”:http://www.ycab.org/ yang bergerak di bidang pencegahan narkoba. Mbak *Christina Lim* dari “Harita Securities”:http://www.haritasec.net/ dan Pak *Sandiaga Uno* ketua HIPMI dan juga pendiri Saratoga Investama Sedaya. _Nice to meet and know you all, keep in touch!_ πŸ™‚
* _People I met_. *Sadanand Dhume*, orang India yang tinggal di NY sekarang bisa bahasa Indonesia. Mantan koresponden Indonesia untuk *Far Eastern Economic Review*, bukunya tentang radikalisasi Islam akan terbit. *Shugo Yanaka* dari Jepang, _fellow_ di Matsushita Institute of Government and Management, _nice guy_ yang ternyata seorang DJ/Penyiar radio di Tokyo dan ketika gue tanya, kamu ngetop dong di Tokyo dia jawab “iya” :D. *Gilbert Remulla*, anggota kongress Filipina, dari dia gue baru tahu kalo di Filipina ada batasan masa jabat anggota DPR/MPR, jadi ga bisa terus-terusan. *James Gomez*, kedua kali ketemu setelah di Manila, blogger yang juga politisi oposisi Singapura yang tinggal di Swedia dan menghadapi tuntutan hukum di Singapuranya sendiri. Pak Dokter *Piya Hanvoravongchai* dari Thailand, ahli di bidang Public Health Policy, kandidat doktor dari Harvard. *Max Erdstein*, mantan Global Advertising Manager-nya Google, sekarang jadi pendeta Buddha, banyak menghabiskan waktu di Jepang dan Thailand. Kalo ga salah termasuk 25 orang pertama yang kerja di Google yang artinya beliau kaya raya sekarang. *Jaykumar Menon*, Indian-American, besar di Amerika sekarang membangun usaha Bio Fuel, pernah ke Indonesia juga. *Madison Nguyen*, mbak keturunan Vietnam ini adalah salah seorang anggota badan legislatif untuk kota San Jose, California. *Major Dennis Eclarin*, kalo ngeliat tampangnya ga nyangka kalo dia ini tentara dengan _combat experience_. Mendapat didikan di West Point dia juga memiliki usaha sendiri di bidang Micro Finance. Menurut dia sendiri, setelah sering ngebunuhin orang, dia mikir gimana caranya berkontribusi juga, hasilnya perusahaan dia itu yang ngasih kredit untuk rakyat kecil. “Gen Kanai”:http://www.kanai.net/weblog/ orang Jepang yang besar dan sekolah di Amerika, Business Development Director-nya “Mozilla Foundation”:http://www.mozilla.com/ untuk Asia, seorang blogger dan _fellow internet freaks_ hehe. Banyak lagi orang yang gue ketemu disana, terlalu panjang untuk ditulis semua kayaknya. πŸ™‚
* Ada beberapa kritik tentang Indonesia, terutama dari *Sadanand* yang gue sempet ngobrol lumayan panjang beberapa kali. Menurut dia Indonesia akan menjadi lebih baik di tahun-tahun kedepan tapi akan tertinggal di belakang negara-negara tetangga. Selamat tinggal pada label keajaiban ekonomi yang dipegang oleh Indonesia sebelum masa krismon. Pengagum *Gus Dur* dan dekat dengan beberapa tokoh budaya Indonesia ini juga berpendapat ada bahaya dalam kondisi Indonesia kita orang tidak lagi bebas mengungkapkan pendapatnya. Menurutnya _society_ dapat melepaskan potensinya secara maksimum ketika terjadi kondisi dan situasi dimana orang dapat berpendapat (betapapun subversif, atau “berbahaya”nya) *tanpa ancaman dan intimidasi fisik* atau bahaya terhadap jiwa. Dia terus terang menggambarkan dirinya _sebagai orang yang pesimis_ melihat kondisi Indonesia sekarang, sesuatu yang menurut gue justru tidak tergambar dalam artikel terbarunya tentang Indonesia yang terbit di _*Wall Street Journal*_ bersamaan dengan kunjungan Bush ke Indonesia berjudul _[*”Indonesia’s Promise”*]_ (bisa dibaca “disini”:http://www.asia21youngleaders.org/blog/?p=101). Silahkan berbeda pendapat, memegang opini masing-masing dan bawa ke meja diskusi, tapi upaya untuk _melenyapkan pandangan yang berbeda_ dan menutup diri terhadap perbedaan, _di bidang apapun, budaya, politik, agama, seksualitas, teknologi dan sains hanya akan membawa masyarakat ketertutupan dan kejumudan yang berujung pada ketertinggalan_, menurutnya. Tradisi, budaya dan penghormatan pada *pendapat yang berbeda* serta *kebebasan* untuk mengungkapkannya adalah nilai berharga yang harus dijaga.
Dalam point yang satu ini *gue setuju dan sepakat* dengannya dan karena itu juga gue sangat yakin akan *peran penting blog* di abad ini sebagai sarana berekspresi dan bertukar ide untuk mempertahankan kebebasan tadi.
Sori panjang, mudah-mudahan ada manfaatnya _sharing_ ini untuk gue dan untuk teman-teman semua.
 
* Foto-foto di Seoul dan Asia 21 Summit di akun Flickr gue: “Asia 21 Seoul Set”:http://www.flickr.com/photos/enda/sets/72157594383633884/
* Foto-foto Asia 21 Summit di akun “Flickr-nya Gen Kanai”:http://www.flickr.com/photos/gen/sets/72157594383436487/
* Blognya “Asia 21 Summit Blog”:http://www.asia21youngleaders.org/blog/

28 thoughts on “Catatan dari Asia 21 Summit”

  1. ga usah jauh2 kita ama malaysia aja kalah jauh….padahal dulu malaysia impor guru dari INDONESIA….tanya kenapa???? emang org sini yg bikin geleng2 kepala…..udah males penginnya apa-apa murah terus….tambah ada bantuan2 bukannya makmur sejahtera malah tambah males!!!! ini bukan amrik bung…. disana org kl dpt bantuan dr pemerintah malu….kl di kita dapat bantuan malah seneng…..enak kan ga kerja dapet duit…duit…duit

  2. “Young dalam Young Leaders itu sendiri berarti relatif disini.”
    kekekekekekek… gitu ya, nda? πŸ˜›
    btw, gue juga pengen tuh ikut yang begituan. kayaknya enak ya, nda?
    kapan yah gue diundang?

  3. perbedaan itu tidak untuk disamakan… tapi untuk dimengerti asal-usul dan dijembatani…
    cape kali kang, kalau terus-terusan ngeliat perbedaan…
    ttg blog…
    kan blog membantu kita mengekspresikan apa yang kita lihat, rasakan dan pikirkan…
    tapi jangan sampai berhenti disitu, karena kudu tetep blajar komunikasi langsung πŸ™‚

  4. Kalaupun banyak yg belum mau nge-blog dikalangan young leaders, mungkin itu cuma masalah waktu. Atau, mereka masih ragu-ragu untuk berdiskusi dan menulis di blog yg kurang menghasilkan penghargaan secara komersial.
    Btw, thanks buat ucapannya. Enda itu blogger dan penuh care. Memang banyak blogger, tapi banyak yg egonya terlalu tinggi, dan itu bukan Enda.
    Sekali lagi thanks buat atensinya.

  5. Hahaha…bangga juga gua punya salah satu temen penjahat kampus yg jadi Asia young leader (kirain waktu jaman kuliah dulu ikut acara2 begini gw udh gak merasa layak dipandang young, ternyata ada juga yg target groupnya lbh toku lagi).
    Anyway, keep up the good work man..!
    Kuya Can! πŸ˜›

  6. nanti di jakarta bikin konferensi membahas “jurnalisme warga kampung gajah” alias elephant village citizen journalism.

  7. He is an elite!!
    Excellent! I feel envious!
    Sorry I’m crazy.
    Allah Akbar!
    Boycott Japanese goods and capitals!

  8. young leader?enda? hmm..
    pada seminar Global Youth Enterpreneurship di Hyatt kemarin, Mr. Tonny Cheng mengusulkan pengertian atas youth/young sebagai:
    they who are being chased by boys or girls or someone between..
    dari sini, aku paham. enda memang masih dikejar-kejar sama homok. mangkanya dia dikategorikan muda. hihihi

  9. …asyiiik banget bacanya Nda-sangat mencerahkan!Selamat kembali bermain dg Gala.

  10. Saya pernah punya kesempatan untuk bertemu dengan Pak Sadanand beberapa tahun lalu.
    Memang Bapak itu sangat prihatin / tertarik dengan berbagai kenyataan paradoks di Indonesia.

  11. postingannya panjang πŸ™‚ Anyway, sebagai anak muda memang sudah pada tempatnya apabila kita bisa belajar memahami perbedaan yang ada antara kita, bukannya malahan berantem kayak bapak2 di DPR πŸ˜€

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.