_All perception of truth is the detection of an analogy_
_– Henry David Thoreau_
Karena dingin dan hujan hari ini, seharian jadinya _hidung gue ngocor kayak keran_. Ini sebuah analogi. Karena dengan menulis seperti itu gue membandingkan kesamaan antara hidung gue dan keran yaitu bagian ngocornya.
Yang lucu, walaupun ada bagian yang sama antara idung gue dan keran. Banyak juga bagian lain yang jauh berbeda. Contohnya tentu hidung gue ga bisa diputer/ditutup supaya berhenti ngocor. Yang ngocor dari hidung gue is lendir dan bukan air. Ketiga tentu dari fungsinya hidung gue ga bisa dipake nyiram tanaman.
Bedanya lebih banyak daripada samanya. _But yet_ analogi diatas adalah analogi yang bisa diterima. Lucu ya.
“Analogi”:http://en.wikipedia.org/wiki/Analogy [atau [_analogy]] adalah istilah ketika membandingkan dua hal dengan maksud untuk memudahkan menjelaskan sesuatu yang baru atau tidak familiar.
“Metafor”:http://en.wikipedia.org/wiki/Metaphor [[_metaphors_]] dan “Simile”:http://en.wikipedia.org/wiki/Similes [??] misalnya adalah juga bentuk dari analogi. DAN BUKAN, buat kamu yang mencoba menjelaskan bahwa logi = logos = ilmu dan anal = …. maka *BUKAN*. BUKAN itu artinya, kalo itu yg kepikir pertama sama kamu maka kurangi waktu nongkrong “di milis ini”:http://groups-beta.google.com/group/id-gmail/.
NAH RUPANYA. Entah kenapa [gue ga tahu], kemampuan beranalogi-ria ini adalah faktor penting dari kemampuan *logika seseorang*. Kalo kamu pernah “coba-coba SAT”:http://www.nytimes.com/2005/03/13/opinion/13sun3.html atau sebangsanya pasti pernah dapet soal-soal analogi seperti ini.
Poverty: money =
(A)Wealth: gold; (B) Hunger: food; (C) Car: Driver; (D) Cook: Stove.
Analogi [katanya] adalah perangkat dasar dari kemampuan bahasa dan berpikir. Bukan saja dia dipake dalam komunikasi verbal maupun literal sehari-hari, tapi juga esensial dalam bidang sains dan sastra. Hmmm.
Yeah, mungkin juga. Walau sayang waktu gue masih di sekolah. Pelajaran analogi ini kelewat kayaknya, keselip diantara pelajaran PSPB dan Ketrampilan.
Tapi toh, walau ga diajarin dan ga tau bahwa itu penting, rasanya kita bukannya miskin analogi.
*Mahathir Mohamad* mantan PM Malaysia, karena beliau seorang dokter kalo ga salah menganalogikan mengurus negara dengan mengurus tubuh manusia. Diagnosis yang tepat pada rasa sakit yang dirasa, serta penanganan yang cepat dapat menyembuhkan tubuh secara keseluruhan. Walo tentu analogi ini tidak menjawab pertanyaan, siapa yang jadi lubang pembuangan negara tersebut.
*Periode satu tahun* sering dianalogikan dengan usia seseorang. Father time. Awal tahun adalah ketika dia masih bayi dan memasuki akhir tahun, sang bapak waktu sudah berubah menjadi kakek-kakek tua yang kemudian akan menjadi bayi lagi.
*Indonesia* dengan populasi 238 juta orang tentu tampak bagaikan kapal induk dan kapal-kapalan kertas jika dibandingkan dengan Singapore yang populasinya 4 juta orang saja. Kapal induk tentu lebih susah dibelokan ke kiri dan ke kanan, tapi juga lebih susah tenggelam.
*Hidup* bukan saja seperti telur diujung tanduk tapi juga seperti bajaj belok yang tidak bisa diduga.
*Anak* seperti _kencana wingka_, pecahan genteng dari emas yang disayang-sayang.
*Dan blog pribadi* mungkin seperti *jendela* slash *mikroskop* dimana kita bisa mengintip hal-hal pribadi tentang pemiliknya. Dari sakit hati hingga kegembiraan. Dari cinta hingga pengkhianatan.
Akhir-akhir ini, sejalan dengan usia kandungan “Nita”:http://nita.goblogmedia.com yang makin mendekati _due date_-nya [4 Mei], sang bayi jadi makin rajin tendang-tendang dan bergerak-gerak kesana-kemari. Kayaknya karena dia makin besar maka ruang yang dia punya juga makin _sempit_, sampai saatnya ketika dia sudah siap maka ruang itu bakal dia tinggalkan dan datanglah dia di dunia.
Sama seperti dia, sekarang ini juga rumah kita rasanya makin sempit. Banyak barang-barang baru yang kita persiapkan dan barang-barang lama yang perlu disingkirkan. _Rasanya “kita” juga lagi tumbuh semakin besar._
Dan ketika dia nanti datang kayaknya bukan hanya dia seorang yang lahir. “Kita” pun akan lahir, dan datang di “dunia”.
contoh:
Dua buah pulpen, merk dan bentuknya sama. Dikenal sebagai pulpen yang nyaman dipakai.
Apakah ini termasuk kesimpulan analogi??
Karena pulpen yang bentuk dan merknya sama itu belum tentu nyaman digunakan walaupun sudah terkenal kenyamanannya. (Bisa aja pulpen yg satu suka macet gitu..) Tlong jawab. Buat tugas B. Ind nih!!)
quote
“Poverty: money =
(A)Wealth: gold; (B) Hunger: food; ? Car: Driver; (D) Cook: Stove.”
/quote
Menurut saya jawabannya (B) π
Untuk Penjelasan analoginya, saya no comment,..
Selamat yah..
pak, gue dah lama gak maen ke sini:), terakhir gue termehek-mehek ngabisin tisu baca postingan lo soal anak;). eh, sekarang udah mau punya lagi? wah, kejar tayang nih;)? selamat ya;).
gue suka analogi lo bahwa blog adalah jendela. yup, blog buat gue adalah jendela untuk mengenal kepribadian seseorang. n it’s surely good to know you, biar gue jarang maen, karena biar gimana, kalo lo nggak bikin blog, mas wisa nggak semangat bikin blog, dan gue nggak diracunin buat punya blog.
see, kadang, tanpa disadarin, kita udah masuk jaring2 yang susah untuk dirunut;).
pak, gue dah lama gak maen ke sini:), terakhir gue termehek-mehek ngabisin tisu baca postingan lo soal anak;). eh, sekarang udah mau punya lagi? wah, kejar tayang nih;)? selamat ya;).
gue suka analogi lo bahwa blog adalah jendela. yup, blog buat gue adalah jendela untuk mengenal kepribadian seseorang. n it’s surely good to know you, biar gue jarang maen, karena biar gimana, kalo lo nggak bikin blog, mas wisa nggak semangat bikin blog, dan gue nggak diracunin buat punya blog.
see, kadang, tanpa disadarin, kita udah masuk jaring2 yang susah untuk dirunut;).
idih, due-datenya bentar lagi. pastinja asik berat, bakal ada dunia baru lagi yang terlihat. sementara disini, dunia saya hanya penuh dengan tawa…garagara…
logos dan anal?
ah, bisa saja kamu, pak blog1st!
yg jelas sih lbh susah bikin konsep desain pake metafor drpd analogi..
gitu deh kayaknya
lagi deg2 an ya, nda. π
nah bener kan di milis gw nanya bubur merah-putih. emang udah masuk bulan tujuh rupanya. π
Sebegitu complicatednya konsep atau karakter Ayah dan Bunda, simpelnya cuma ada pada Anak. Ayah:Anak = Bunda:Anak. Bener ga sih? Koq saya jd bingung sendiri buat analoginya. Apa kalo punya dua anak analoginya jadi lebih pas keliatannya? Ayah:Anak1 = Bunda:Anak2.
menurut pengalaman, bayi kalo nendang-nendang di perut ibunya, si ibu pengen banget perutnya elus-elus sama bapaknya, soalnya terasa ngilu gitu pas ditendangnya, nggak tau sih kalo teh nita, selamat yah… moga lungsur lancar
Kalau secara biologis, definisinya : corresponding in function but not in evolutionary origin. Kalau diterjemahkan secara matematis : artinya dua entitas yang hubungannya bisa dipetakan dengan sebuah fungsi. Entah fungsi kuantitatif atau kualitatif. Susahnya ga semua hubungan antar entitas itu bisa diukur secara kuantitatif. Jadi kalau fungsinya kualitatif, yang dipake sebagai ukuran ke kualitatifannya adalah norma atau aturan umum yang dianggap logis dan dipakai secara luas. Saya secara pribadi ga setuju dgn ini, karena ini jelas menghambat kreativitas individu dalam memetakan sebuah fungsi hubungan. Kenapa coba kita harus selalu ikut aturan-aturan baku? Kenapa coba? Hayo dijawab! Hekhehhe…
berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, penduduk Indonesia baru 203 juta loh, mas.. hehehe..
Dalam dunia iklan, banyak banget dipake analogi2 gitu.
Dulu sih dianggap kreatif,
sekarang mungkin rada basi yah…
Oh yah, Nda.. sekedar kasih tau.. tolong link utk Alia’s Realm diganti ke http://www.alia.or.id
Udah resmi pindahin nih!
Sorry for the inconvience and thanks for your help!
wah, gara2 ikutan id-gmail, enda jadi suka ngomong ‘jorok’ ya .. he he he π
bener kata ninit…jadi tau enda dan nita lagi bergembira sekali menyambut kedatangan si dede π
ini bahas analogi, metafora sama simile jangan jangan terpengarus si autis di Curious Incident of the Dog in the Night-Time ya…
hare gene masih pake analogi? udah era digitali gitu loch! :p
ternyata analogi itu begitu.. saya kira bentuknya lain lagi.
Biasa.. kalo pelajaran bahasa indonesia suka ketiduran, jadi suka salah kaprah dalam pemakaian bahasa π
betewe, menghitung hari ya? bener tuh kata dodi, bukan cuma the baby is born, tapi telah lahir pula ayah dan ibu baru π
congrats ya.. gue udah ngomong ke teh nita, nama anaknya mah “qudsy” aja biar ga pusing mikirin nama :p
Kalo gue, analoginya kayak gula ya nda ya.. putih dan manis… hihihihi…
dari blog pribadi enda… saya bisa mengintip kebahagiaan enda dan teh nita.
selamat ya kang! (heee sejak kapan manggil kang ke enda? huehueue)
analogi bisa menjelaskan sesuatu sebagai komparasi pada tingkat konsep, kadang hanya pada tingkat mekanisme.
biasanya, yang tak memahami (atau tak mau) penjelasan analogi karena konsep dan mekanisme yang berbeda, bisa karena konsepnya sama namun mekanisme berbeda, atau sebaliknya mekanisme sama tapi konsepnya berbeda.
hidup seperti sekotak coklat. tak sabar membukanya. lho? huhuhu.
ga salah juga, ah. selamat menyambut The New Born. not just a child is coming. so is a father!
diklatsar Kanst (apakabar tu ya?) ke-sekian ntar bawa anak+istri, ya! uhauhauhuaa!
Latar belakang Mahathir yang dokter bikin Malaysia jadi ‘dibedah’ penyakitnya, sehingga sekarang cukup recover. Kalau latar belakang Soekarno yang insinyur sipil bikin Indonesia ‘digusur’ dan ‘dirobohkan’ kalau kekacauannya udah parah π
analogi.
anal.
o, pantes ceritanya tentang pembuangan.
analogi kalau dipakai dengan baik dan benar maka akan sangat membantu pemahaman suatu konsep. tapi kalau dipakai dengan salah justru akan membuat bingung banyak orang. pintar-pintarlah beranalogi =)
dulu waktu kuliah gw taunya mah ANALOG. ada sinyal analog, ada sinyal digital…skrg gw jadi tau, kenapa itu disebut analog…:D
Ada analogi ada oralogi ehuehue.
*Tuuuh kan, jadinya kesitu ah!*
Ada beda nggak antara analogi dengan antologi (wek… beda abis…)
kalau ikuti post terdahulu, bisakah KRMT analog dengan seleb ?