Weekend di The Papandayan

Kalau hujan hanyalah tetesan air, maka kenapa dia mengubah perasaaan begitu dalam?

Mungkin bukan airnya, tapi payung-payung dan genangan air yang muncul tiba-tiba, membuat kita harus melompat. Mungkin bukan lompatannya, tapi kaki yang basah dan cipratan air yang mendinginkan hati.

Dimana tempat parkir yang kosong di hotel ini, oh itu aku sudah melewatkannya, kita harus berbalik kembali sayang. Aku suka berada di mobil saat hujan turun, kering dibalik jendela, seperti menonton sebuah acara realiti tivi.

Mari kedatangan kita sudah ditunggu, sayang. Aku membuka payung, menggandeng tangannya, mengarahkan jalannya agar tidak terlalu jauh dari payung yang kupegang.

Aku melihat ke atas, kau lihat itu sayang? Langit Bandung yang abu-abu, dengan awan yang tidak mau hilang. Dengan awan yang tidak mau berganti.

Handphone-ku bergetar kembali. “Sudah sampai dimana Pak?” tertulis dalam pesan yang masuk. Sudah sampai di lobby jawabku dalam hati, aku tidak perlu menjawabnya lagi, kita sudah sampai disini, dan kehadiranku akan menjawab pertanyaan itu dengan sendirinya.

Bandung, menghadirkan kenangan, kamu tidak pernah benar-benar meninggalkannya. Dia merampas sebagian dirimu dan menjebaknya. Membuatmu jadi bagian dari dirinya.

Tujuh juta orang tinggal di kota yang dulunya danau kuno ini, dikurung oleh pegunungan, kota terbesar ke-3 di Indonesia, 768 m diatas permukaan laut, didirikan oleh bos perkebunan Belanda, dipersamakan dengan kota Paris di Jawa. Dengan kata lain, inilah dia, rumah.

Adalah kelembutan di telapak kaki dari permadani yang tebal yang mengingatkanku lagi. Aku pernah berada di hotel ini.

“Selamat datang Pak di The Papandayan Hotel“, terima kasih, aku menjawab dengan tersenyum. Lihat sayang, kita sudah sampai.

The Papandayan Hotel adalah salah satu hotel bintang 5 di Bandung yang menawarkan kenyamanan dan keramahan, dan baru selesai di renovasi. Bapak bisa tunggu sebentar di sini, kami akan ambilkan kunci kamar Bapak.

Kau dengar sayang? Mereka akan mengambilkan kunci kamar kita.

“Bapak hanya berdua?” aku tidak menjawab pertanyaan itu. Kita hanya berdua sayang? Kamu mengangguk dan menggeleng. Pilih salah satu.

Hujan belum berhenti. Hanya guruh dan guntur yang sudah berkurang.

Mari kita langsung naik ke lantai 5 saja Pak, ada Executive Lounge di sana, dan kamar Bapak pun sedang kami siapkan di lantai 5, Executive Floor.

“Hotelnya bagus” aku pun berkata sambil kami berjalan. “Renovasinya sudah selesai ya?”, aku melanjutkan sambil melirik mencari-cari kamu, kemana kamu sayang?

Iya pak, sekarang sudah lengkap. Yang istimewa juga di The Papandayan adalah Cantigi Fine Dining, restoran yang menyajikan konsep Fine Dining, satu-satunya di Bandung. Selain fasilitas lain tentunya.

Terima kasih. Rasanya kami akan baik-baik di sini.

Hujan sudah berhenti, masihkah baunya sama ketika hujan berhenti? Bau asap basah dan rumput. Bau kenangan yang bersembunyi.

Silahkan pak, ini kamarnya, Executive Suite, kamar tidur dengan king size bed, dengan ruang tengah yang juga ada tivinya. Dua tivi, dua kamar mandi. Dan untuk Bapak kami bukakan juga connecting room dengan twin bed, jadi total ada 3 ruangan di Executive Suite ini yang bapak bisa gunakan.

Semuanya tampak nyaman ya kan sayang? Elegan, nyaman dengan sentuhan kemewahan. Rasanya kami akan baik-baik di sini.

Perfect room for perfect weekend. Salahkah kita sayang kalau kita tidak pernah keluar lagi dari kamar ini? Meninggalkan dunia, meninggalkan hujan. Bersembunyi dari daunnya yang basah dan mahkotanya yang berduri.

Maukah kamu sayang?

“Bapak hanya berdua?” kembali pertanyaan itu lagi.

Aku mengambil key card dari tangannya dan berbalik melihat cermin.

Melihat wajahku di situ, melihat kamu sayang, melihat wajahmu yang tersenyum, maka aku pun menjawab.

Tidak kami bertiga, ada yang masih kami tunggu. Aku pun tersenyum. Hujan sudah berhenti.

Kamu memandangku dan matamu pun kini tersenyum dan berkata: “Iya kami selalu bertiga. Papa, Mama dan Gaga, kita kan bertiga terus ya Pa? πŸ˜€

 


Beberapa weekend yang lalu, atas undangan The Papandayan Hotel Bandung, gue, Nita dan Gaga sempat merasakan tinggal di hotel tersebut, setelah tinggal di sana gue bisa bilang it is highly recommended to stay there untuk kamu yang ingin merasakan sesuatu yang berbeda di Bandung. πŸ˜€

Info lengkapnya:

The Papandayan Hotel

Tentang Risiko dan Hidup

Tentang Asuransi If you don’t risk anything, you risk even more. –Erica Jong

Sudahkah kamu mengambil sebuah risiko hari ini? Dari hal yang kecil saat bermain dengan gunting di kamar mandi tadi pagi, atau saat memilih, mengambil dan menggigit cabe rawitnya dulu sebelum tahunya, hingga hal yang besar seperti resign duluan sebelum kamu tau kamu diterima di kantor yang baru?

Apakah kamu mengambil risiko saat memakan bubur yang kamu pesan dari OB di kantor, atau saat pergi keluar rumah dengan tidak memakai sun block?

Hidup penuh dengan risiko, dan hebatnya risiko itu sudah dimulai saat kita masih dalam kandungan. Kita sendiri adalah sebuah risiko bagi orang tua kita. Risiko besar untuk mengandung dan melahirkan kita. Risiko lebih besar lagi saat membesarkan dan memelihara kita, karena siapa yang tau akan jadi seperti apa saat kita sudah seperti sekarang ini.

Apakah kita seseorang yang disukai oleh ayah dan ibu kita? Atau seseorang yang mereka tidak bisa tahankan keberadaannya. Siapa yang tau dengan pasti?

Siapa yang tau pasti, jika anak-anak kita akan tumbuh besar seperti seseorang yang kita harapkan? Atau lebih dasar lagi, apakah anak-anak kita akan hidup sehat, bagaimana jika mereka sakit? Bagaimana jika saya sakit?

Kita tidak tahu secara pasti. Tidak ada yang tahu secara pasti.

Tapi kita mengambil risiko itu.

Karena itulah hidup.

Hidup adalah mengambil risiko, melakukan hal-hal dengan akibat yang kurang menyenangkan, merugikan, membahayakan.

Tapi kita tetap melakukannya bukan?

Kita melakukannya sendiri, kita melakukannya dengan keluarga kita, melakukannya dengan orang disekeliling kita. Kita melakukannya bersama-sama.

Hidup adalah mengambil risiko, dan itu yang membuat hidup bisa dijalani dan berharga untuk dialami.

Karena keberhasilan jadi lebih manis untuk dirasa dan kesuksesan jadi lebih gurih untuk ditelan. Karena kita berhasil melewati risiko itu!

Jadi tunggu apa lagi kawan.

Minum kopi itu tanpa gula. Pakai kemeja warna pink yang ga pernah kamu pakai itu. Pilih rok pendek yang kamu malu memakainya.

Bilang “Tidak!” pada perintah atasan yang tidak ada gunanya. Katakan apa adanya dan nyatakan perasaan kamu ke teman kerja kamu yang kamu taksir sudah lama. Unfollow teman yang sudah terlalu mengganggu. Bolos hari ini untuk memikirkan kembali prioritas kamu sambil nonton film barat terbaru (kalau ada) di 21.

Bermain hujan seperti anak kecil. Bernyanyi sekeras-kerasnya. Menyatakan kebenaran. Meminta maaf duluan. Menyatakan cinta.

Ambil risiko hari ini juga. Karena itulah hidup.

Dan kalau terjadi sesuaty, maka itulah gunanya kamu punya asuransi. πŸ˜€

[hr]

[dropcap]Note:[/dropcap] Kalau kamu punya keluarga maka sudah sepatutnya kamu memikirkan tentang Asuransi yang bisa melindungi keluarga kamu. Ada banyak jenis asuransi, infonya bisa kamu dapatkan di sini dan di sini. Salah satu asuransi yang terjangkau tapi berguna adalah Cigna Life Protection. Cek juga ke polling di Tentukan.com ini “Asuransi yang tepat untuk Anda” untuk lihat pendapat teman-teman kita yang lain.

To open or not to open – Indonesia Open 2010

oldman.jpg
Sports is human life in microcosm. ~Howard Cosell

Dia berjalan tertatih-tatih dengan langkah-langkah cepat.

Badannya seperti meluncur diatas aspal panas, sesekali terlindung bayangan pohon yang sudah meninggi.

Mulutnya menganga, memintaku berhenti dari kesibukan.

Mimiknya seperti sang jagoan di akhir film perang vietnam, ketika sadar bahwa helikopter penyelamat sudah meninggalkannnya. Rambut terayun tertiup angin, jatuh karena beban keringat.

Hanya matanya meninggalkan sedikit petunjuk, sedikit harapan terakhir ketika helikopter tersebut akan kembali lagi, sebelum pasukan yang mengejarnya sampai, atau sebelum ada satu peluru yang mengenai badannya.

Dia berjalan tertatih-tatih tapi dengan pasti. Tanggannya terangkat menyapa. Aku berhenti.

Dia berdiri di depanku, bayangannya jatuh jauh tertinggal di gedung belakang. Bersama keramaian.

Bulu matanya bergerak membuka kenangan. Mencari-cari informasi di belakang kepalaku, tentang hari yang sudah lalu, tentang tahun yang sudah terlewat, tentang dekade yang sudah hangus.

Keringatnya jatuh ke aspal, menembus lapisan-lapisan pengerasan dan bersatu dengan air tanah. Kembali ke bumi pertiwi. Ke kedamaian.

Apa yang ingin kau sampaikan pak tua, lidahku berucap di dalam hati, tak tega (atau tak berani) mengucapkannya, mengotori udara.

Aku berharap dia akan bicara duluan.

Lalu seperti sebuah orkestra selantunan suara keluar dari tenggorokannya. Jakunnya menelan ludah mengambil ancang-ancang.

Suara itu datang jauh di dari dalam dirinya. Menghempas seperti ombak menghajar bumi menjadikannya jutaan butir pasir. Mengotor giginya, terdorong oleh lidahnya, dibasahi oleh langit-langit mulutnya.

Lubang hidungnya mengempis, menyedot udara dan mengembang dalam satu tarikan. Hidup terlalu singkat untuk dihabiskan menarik napas.

Rangkaian huruf dengan arti yang menjadi kata dengan makna sampai ke kupingku. Ditangkap dalam gelombang gas yang menggelitik bulu-bulu dalam membrane pendengeranku.

Apa yang kau bilang pak tua? Apa yang ingin kau sampaikan?

Sampaikan pak tua! Sampaikan!

Aku siap menerimanya.

Dan seperti caranya berjalan yang tertatih-tatih.

Kata-katanya akhirnya menjadi jelas.

Katakan! Lepaskan!

Aku mendengarmu dengan sepenuh badanku.

Dan ia, dengan mata yang ramah, dan kini dengan senyuman sejuta impian berujar:

Mau beli tiket mas? Masih ada nih. Ayo dukung atlet-atlet Badminton kita di Indonesia Open 2010 ya”
πŸ˜€
_____________________________________
Ayo dukung atlit-atlit Indonesia di **Indonesia Open 2010**, cara paling gampang dengan mendownload aplikasi ponsel di sini Dengan menggunakan aplikasi ponsel ini kamu bisa mendapatkan info ttg pertandingan, hasilnya, berita, gambar, games dll. Dukung atlit Indonesia di Indonesia Open 2010!