Tunggu saatnya teman, tunggu saatnya

PERSETUJUAN ANTAR KITA
Ayo! Kita semua yang tidak mengecap dewasa di saat ORBA, kasi tangan mari kita bikin JANJI.
Kita sudah cukup lama dengar orang lain bicara. Komentator, politisi, ahli, artis, media dan entah siapa.
Dipanggang diatas api orang-orang tua (panaass), digarami laut orang-orang tua (assiiin)
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945 sampai sekarang, hampir 60 tahun berlalu.
Kita melangkah ke depan, menunggu sabar, bersiap-siap membuat barisan kita sendiri, TIDAK LAGI berdiri di sisi siapa-siapa.
Kita sekarang api! Kita sekarang laut!
Kita semua! Kau dan aku SATU ZAT SATU URAT
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar. DAN AKAN berlayar.
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh.
_Modifikasi tanpa ijin dari puisi PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO-nya Chairil Anwar, terinspirasi oleh pertanyaannya “oom wibie”:http://www.livejournal.com/users/amsterdamjunky “piye hasilnya kok masih gitu-gitu aja pemilu”_

15 thoughts on “Tunggu saatnya teman, tunggu saatnya”

  1. final indonesia idol = pilpres 2, iya ga sih?
    seperti kata lu, kita tunggu saat nya ! eh tebak tebakan yuk! kira kira kapan yah saat nya itu? saya nebak taon 2014 selesai masa transisi. start menjadi negara berkembang ( loh??)

  2. sudahlah …patut disadari indonesia emang lagi down.yg penting kita jgn ikutan down.bangkit en bangun indonesia kembali.merdeka!peace man:>

  3. kenapa harus menunggu Bung Enda? menunggu itu musuh revolusi, begitu kata Lenin hehe
    (pasti mau dijawab : “kenapa tidak?”) :p

  4. Sorry posting lagi, mengganggu sekali liat posting comment gue sebelumnya ada yang tidak berima, tolong dihapus kalo bisa. πŸ˜›
    Persetujuan dengan Bung Enda, saya dukung dengan sepenuhnya.
    Beritahukan pada kami saatnya, kapan kapal ini akan berlayar.
    Tunjukkan pada kami,
    kayu usang rapuh mana yang sudah harus diganti,
    biar api kita yang memusnahkan,
    dan membangkitkan kembali kemurnian dari abunya.
    Tidak perlu lagi prihatin dan mengelus dada
    melihat gunungan kotoran yang menjijikkan didepan mata,
    karena laut kita akan menenggelamkannya.
    Mari kita bersabar dan menunggu saat berlayar,
    semoga bila tiba saatnya,
    Api itu masih menyala,
    dan gelombang lautan itu tetap menggelora.

  5. iya *om amal*, mari kita terjang, tunggu saatnya om! πŸ™‚

    iya *kke*, tunggu saatnya teman! πŸ˜€

    alow *angin*, tunggu saatnya! πŸ™‚

    *spawn*, buat apa luar negri, dalam negri masih mampu, tunggu saatnya teman! πŸ˜€

    bisa *cok*, bisa juga ngerasa ga banyak perubahan, tunggu saatnya! πŸ˜€

  6. Yah, memang payah tuh KPU. Dikasih anggaran yang gede banget, nyatanya hanya bisa beli perangkat komputer dan jaringan yang bobrok!!! Kenapa gak minta bantuan Luar Negeri aja ya? Gak perlu gengsi sih kalo masalah teknologi.

  7. Putaran awal perhitungan suara ud dimulai dg blank-nya komputer di Borobudur hotel, tepat setengah jam sebelum RI1 meninjau tempat itu.
    Begitu komputer perhitungan suara berhasil online, partai yg sebelumnya kalah, jadi menduduki tempat teratas.
    Aduh Mak…. rugi bandar negara ngeluarin duit 400 M buat biaya pengadaan komputer yg byar pet….

  8. yah, yg skrg biarin aja *matz*, memang harus gitu dulu, tunggu saatnya teman! πŸ˜€

    bangsa pasti jadi lebih baik *imponk*, sekarang kan kita lagi nunggu yg jelek2xnya habis, tunggu saatnya teman! πŸ˜€

  9. hhehe.. heran, udah jelas2 tidak mampu, mauuu aja jadi pejabat. emang gak ada yang lain? padahal masih banyak kan tenaga muda yang potensial, spt pak enda nih *kabooorrr*
    semoga bangsa ini lebih baik…
    sttt, ternyata proyek 200M untuk perhitngan suara pemilu bisa juga ngadat πŸ˜€

  10. nonton berita tadi, banyak komputer yg rusak di tempat2 perhitungan pemilu huhuhu dana bukan buat beli kompi canggih, malah beli mobil canggih pak hehe
    dan tenaga peng operasi komputer nya kurang, jd banyak yg pindah ke cara manual, tulas tulis di white board πŸ˜€

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.